Kamis, 13 Februari 2014

SEJARAH MUSIK MANDILING





Musik Mandiling adalah aliran musik tradisional yang bermula dan berkembang di wilayah timur pulau Bawean Kab. Gresik. Musik ini biasanya dinyanyikan oleh orang-orang ahli beradu pantun, yang diiringi pula dengan tarian khas Melayu dalam perhelatan atau pesta pengantin, penyambutan tetamu kehormatan, dan menyabut kedatangan saudara yang dari perantauan, baik dari Malaysia, Singapore, Batam, Tanjungpinang dan lain-lain. Yang menarik dari aliran musik ini terletak pada susunannya yang terdiri dari lirik lagu yang mengandung syair dan pantun yang mengungkapkan perasaan hati yang sedang jatuh cinta atau kagum sama lawan jenis. diisi dengan suara atau vokal khas cengkok Melayu, dan aransemen musik yang tersusun rapi.

Pada era tahun 1950-an alat musik yang digunakan Orkes Mandiling lebih didominasi oleh hentakan Tanjidor dan pukulan Gong saja.
Dalam kiprahnya Mandiling sempat populer di era '80-an bahkan memasuki era "puncak kegemilangan", meski dengan alat musik seadanya, dan yang jadi biduwanitanya adalah laki-laki yang didandani persis seorang perempuan. Namun Mandiling tetap disukai dan diminati. Padahal waktu itu banyak juga group musik dangdut melayu seperti Sinar Surya, Sinar purnama dll. Namun Mandiling masih mampu bersaing.
namun di era '90-an musik Mandiling mulai redup dan tak terdengar lagi kiprahnya. Hal ini ditandai dengan semakin tidak adanya masyarakat yang nanggap Mandiling jika ada hajatan di rumahnya. Karena di era ’90-an musik ini terkikis oleh banyaknya Group musik dangdut yang lahir di Bawean waktu itu. Seperti Gromeda (Daun), Gran Funk (Sangkapura), Brothers (Sangkapura).
Kemudian pada pertengahan era ‘2000-an, musik Mandiling mulai lagi terdengar kiprahnya. Hal ini ditandai dengan berdirinya group-group baru. Di Desa Pudakit timur ada 2 group Mandiling yg terkenal yaitu Group Mandiling “Bunga Pujangga” dan Group Mandiling “Bunga Impian”. Di Desa Daun ada Group Mandiling “Rayuan Sukma” dan Group Mandiling “Dhinnaju Bule”
Namun seiring dengan perkembangan teknologi itu semua alat musik digantikan dengan alat musik elektronik berupa keyboard, Gitar, Bas, Gendang dll. Walau demikian, dalam kegiatan-kegiatan tertentu alat musik tradisional masih tetap digunakan demi melestarikan warisan kebudayaan.
zaman sudah berubah musik Mandiling mengalami keberingsutan gaya musik misalnya saja mengalami perpaduan dengan aliran musik Melayu dan Musik dangdut Koplo.
Sehingga dalam setiap pemintasan selalu menyuguhkan musik Mandiling dan musik dangdut.


Tapi meski demikian mandiling tetap laris manis dan mampu membungkam Group Musik dangdut yang ada di pulau Bawean. Bahkan sebagian musisi dari Group dangdut tersebut sudah berpindah jalur musik yaitu hijrah ke Mandiling. Dan sampai sekarang mandiling tetap disukai dan paling diminati, apalagi kalau ada hajatan walimatul urusy’, menyambut tamu dari luar negeri, atau menyambut tamu penting yang lainnya.

Semoga Mandiling tetap berkiprah sehingga Musik tradisional asli Bawean tetap dilestarikan sampai nanti...
dan Al hamdulillah, sekarang orang Bawean yang di Malaysia sudah banyak yang mendirikan Group Mandiling, diantaranya group Mandiling Sanjungan Jiwa (Kuala Lumpur), Group Mandiling Jiwa Remaja pudakit (Kuala Lumpur) dan Group Mandiling Bawean Johor (Johor Bahru). semoga kalian tetap jaya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar