Selasa, 11 Februari 2014

SEJARAH MUSIK SKA





Ada berbagai teori yang berbeda-beda menganai asal usul kata ska. Ernest Ranglin mengklaim bahwa istilah ska diciptakan oleh musisi untuk menyebut suara petikan gitar yang digaruk, "skat! skat! skat!" Menurut penjelasan lainnya, dalam sesi rekaman tahun 1959 di bawah produser Coxsone Dodd, pemain dobel bass Cluett Johnson menginstruksikan kepada gitaris Ranglin untuk "memainkannya seperti ska, ska, ska." Meskipun penjelasan ini disangkal sendiri Ranglin yang membantah "Instruksi itu tidak cukup untuk memberi tahu apa yang harus kumainkan!" Teori lebih lanjut mengatakan ska berasal dari kata skavoovie yang sering diucapkan Cluett Johnson ketika menyambut rekan-rekannya. Jackie Mittoo bersikeras bahwa musisi ska menyebut ritme yang mereka mainkan sebagai Staya Staya, dan Byron Lee adalah tokoh yang memperkenalkan istilah 'ska'

musik ska muncul sekitar akhir 1950-an di Jamaika, ska menggabungkan unsur-unsur musik musik mento dan musik calypso dari karibia dengan musik jazz dan rhytm and blues dari Amerika Serikat. Ciri khas musik ska sendiri mempunyai jalur bass berjalan dengan aksentuasi pada ritme upbeat. Di awal 60-an musik ska adalah jenis musik yang cukup populer di jamaika dan britania raya. Musik ska pun kemudian populer di kalangan Skinhead.
Sejarah musik ska umumnya dibagi menjadi tiga periode atau tiga gelombang sob, gelombang pertama ska asli Jamaika dari tahun 1960-an, gelombang kedua yaitu kebangkitan ska 2tone inggris di akhir 1970-an, dan gelombang ketiga yang dimulai pada 1980-an dan meraih kepopuleran di Amerika Serikat di tahun 1990-an.

Musik Ska Tahun 40-an
Pada tahun 40-an, Jamaika mulai mengadopsi berbagai bentuk dari Amerika. Saat perang dunia kedua berakhir, banyak band-band di Jamaika yang memainkan musik-musik dansa seperti dari Eric Dean Orchetra dengan trombonisnya, Don Drummond dan master gitarisnya Ernest Ranglin, terpengaruh oleh musisi-musisi jazz dari Amerika seperti Count Bassie, Erskine Hawkins, Duke Ellington, Glenn Miller dan Woody Herman.

Musik Ska tahun 50-an
Pada tahun 50-an, dimana saat itu band-band jazz di Amerika mulai digantikan oleh grup-grup kecil yang cenderung lebih memainkan musik bop/rhytm and blues sound. Para musisi Jamaika yang sering berkunjung ke Amerika mulai terpengaruh dan membawa permainan musik tersebut ke daerah asalnya. Band-band lokal Jamaika seperti Count Smith The Blues Blaster, Sir Nick The Camp dan Tom The Great Sebastian mulai memainkan gaya baru hasil adopsi musik tersebut.
Dan kemudian di tahun 1954, pertunjukan musik terbesar pertama kali diadakan di kota Kingston tepatnya di Ward Theatre. Disana band-band tradisional yang memainkan irama mento-folk-calypso ikut ambil bagian dan seringkali band-band tersebut mengisi acara di hotel-hotel yang ada di Jamaika dan sekitarnya.
Dan di akhir 50-an, pengaruh-pengaruh jazz, R&B dan mento yang merupakan sejenis musik calypso mulai menjadi satu bentuk yang dinamakan Shuffled. Musik ini meraih kepopuleran berkat kerja keras musisi-musisi seperti Neville Esson, Owen Grey, The Overtakers dan The Matador Allstars.

Musik Ska Tahun 1962
tahun 1962, saat jamaika sedang populer dengan meniru musik-musik dari Amerika. Cecil Brustamente Campbell yang kemudian dikenal dengan nama Prince Buster, mulai menyadari bahwa sesuatu yang baru sangat dibutuhkan. Prince Buster memiliki gitaris yang bernama Jah Jerry yang kemudian bereksperimen dengan menitik beratkan ketukan afterbeat dibandingkan dengan downbeat. Dan sampai saat ini, ketukan afterbeat menjadi essensi dari penukaran irama khas Jamaika. Dari situ Ska pun kemudian lahir. Salah satu studio rekaman Dammers mulai merekam hasil kerja mereka dengan tidak memberikan piringan hitam, yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Dari hal tersebut, para pesaingnya tidak dapat melihat apa yang dimainkan dan tidak dapat mencuri untuk soundsystem mereka sendiri.
sejarah musik ska berlanjut saat Chrysalis Record membeli 2 tone dari Dammers dengan keputusan menandaangani perjanjian kontrak dengan band-band 2tone lainnya, antara lain seperti The Specials, The Selecter, Madness, Rico Rodriguez, The Swinging Cats, The Friday Club, The Bodysnatchers, The Hisons, JB Allstars, Specialis AKA, The Apollonairs, The Beat atau di Amerika lebih dikenal dengan The English Beat dan Elvis Castello. Elvis Catello merupakan produser debut album dari The Specials dan menjadi guest singer sekaligus memproduseri single The specials AKA yang berjudul Nelson Mandela 12”.

Ska Masuk Indonesia
DI awal tahun 2000-an, musik bernama SKA menjadi begitu mewabah di Indonesia. Joget pogo, begitu komunitas ini menyebut goyangnya, diikutii banyak orang. Tidak sulit menirukan gerakannya dan lumayan menghibur. Sayangnya, “hujan” ska tidak terlalu lama membanjiri industri musik Indonesia. Setelah booming sesaat, Ska kembali tiarap. +++ DARI beberapa sumber yang saya investigasi, genre musik yang berasal di Jamaika pada akhir 1950-an, dan merupakan pendahulu rocksteady dan reggae. Ska menggabungkan unsur-unsur musik mento dan musik kalipso dari Karibia dengan jazz dan rhythm and blues dari Amerika Serikat. Ciri khas musik ini adalah jalur bass berjalan dengan aksentuasi pada ritme upbeat. Pada awal 1960-an, ska adalah genre musik yang dominan di Jamaika dan popular di Britania Raya. Musik ini kemudian populer di kalangan skinhead. Sejarah ska umumnya dibagi menjadi tiga periode: ska asli Jamaika dari tahun 1960-an (gelombang pertama), kebangkitan ska 2 ToneInggris pada akhir 1970-an (gelombang kedua), dan gerakan ska gelombang ketiga yang dimulai pada 1980-an, dan meraih kepopuleran di Amerika Serikat pada 1990-an. Imbasnya memang bergeser ke belahan dunia manapun termasuk Indonesia. Ketika meledak tren ska, banyak band yang lahir dan disebut sebagai band ska. Untuk menyebut nama seperti Jun Fan Gan Foo, Es Coret, Arigatoo [berubah jadi Souljah], Collonyet, UFO, Dirty Dools, Purpose, Jet Coaster, Rolling Doors. Nama lain yang akhirnya jadi ikon ska [bahkan sampai sekarang] adalah Tipe-X dan Shaggy Dog [band asal Jogjakarta]. Saat musik rock merajai televisi dan radio di era 90-an, musik yang satu ini tiba-tiba muncul dan langsung menjadi tren tersendiri di anak-anak muda. Nggak cuma nge-trend di telinga, ska juga menjadi tren lifestyle remaja saat itu. Baju pantai celana pendek, dengan dandanan necis menjadi wabah seiring demam ska. Meski identik dengan hura-hura dan pesta, rupanya awal ska memiliki sejarah gelap dengan syair-syair berisi penderitaan bangsa terjajah yang tersamar dengan alunan aransemen musik dansa. Tren musik ska berjalan tidak sampai satu dekade. Dan setelah itu, banyak band ska pada bubar, meski banyak yang tetap berkecimpung di ranah musik [mungkin yang sedang tren juga]. Popularitas ska memang tidak sekencang pop, jazz, atau rock mungkin. Tapi sebenarnya ska adalah musik yang cair dan bisa ngeblend dengan genre apapun, secara asik. Di Indonesia, ska punya pengaruh yang kuat di industri. Tak cuma itu, fans ska termasuk fanatik dengan genrenya. Jadi, kadang-kadang mereka yang tidak tahu, merasa bahwa ska adalah “hidup-mati” mereka. *wawancara ini dimuat di Majalah SoundUp Edisi Juni 2011
Itulah tadi sedikit cerita tentang sejarah musik ska. Di indonesia sendiri sekarang musik ska masih kalah populer dibandingkankan dengan musik lainnya. Salah satu grup band ska yang cukup populer di Indonesia adalah Tipe-X. Semoga tulisan sejarah musik ska ini dapat bermanfaat untuk semua pembacanya, dan terima kasih telah membaca tulisan Sejarah musik Ska.
Sumber lihat disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar