Buyut dari musik jazz,
yaitu urban musik, berasal dari daerah pedesaan di selatan layaknya jalanan di
kota-kota Amerika. Hal ini merupakan hasil dari dua tradisi musikal yang nyata,
yaitu Afrika Barat dan Eropa. Selama ini
banyak yang menganggap musik jazz adalah musiknya orang-orang
kalangan atas, karena saat ini kebanyakan penikmat musik jazz adalah mereka
yang bisa dibilang berduit.
Namun sebenarnya, kalau kita memperhatikan
sejarahnya tidaklah seperti anggapan yang ada. Sebaliknya, musik ini ternyata
berasal dari kalangan kulit hitam yang pada masa itu merupakan kaum tertindas.
Proses kelahirannya memperlihatkan musik jazz sangat berhubungan dengan
pertahanan hidup dan ekspresi kehidupan manusia.
Asal kata ‘Jazz’ sendiri ternyata cukup menarik. Kosa kata ini sebelumnya
tidak ada di kamus mana pun. Diperkirakan berawal dari bahasa slang inggris-amerika, jasm,
yang sama dengan kata jism, dan memiliki arti roh, energi, dan
keberanian. Akan tetapi, jism juga memiliki arti sperma,
sehingga dulu kata ini dianggap tabu di masyarakat. Lama kelamaan, arti yang
tabu tadi semakin memudar, hingga saat ini kita telah mengenal kata ‘Jazz’
sebagai suatu aliran musik yang digandrungi banyak orang dari berbagai
kalangan.
Tahun 1920-an dikenal sebagai Jazz-age, yakni masa di mana musik jazz
semakin dikenal dan populer di masyarakat tidak hanya di Amerika tapi juga
mulai menyebar ke Eropa dan daerah lainnya. Pada Periode 1930an dan pada tahun 1940-an sampai sekarang adalah
satu-satunya dalam sejarah ketika Musik dari Afrika Barat dan musik yang
diciptakan oleh para budak diterjemahkan dengan metode berbeda oleh pengaruh
Karibia dan alunan Latin. Dan apa yang akhirnya menjadi lagu populer adalah
disertai unsur Gospel, Blues, dan Field Hollers (teriakan peladang), menambah
suatu tekstur yang kaya terhadap musik yang dunia tidak pernah mendengarnya
sebelumnya. Dunia musik Amerika, menjadi matang dengan transformasi
tersebut yang akan menjadi musik jazz. Pada akhirnya, ragtime memasuki
pergerakan ini mendekati akhir abad 19, dan sisanya, layaknya mereka katakan,
telah menjadi sejarah.
Afrika Barat
memberikan pengaruh dalam jazz berupa ritme yang terus menerus, pergerakan, dan
permainan emosi yang sangat menyokong jazz dengan baik. Sedangkan bumbu-bumbu
Eropa lebih mempengaruhi dalam hal kualitas musikal menyinggung harmoni dan
melodi.
Kini
terlihat hasilnya, musik jazz semakin luas diterima oleh masyarakat dunia.
Mengutip pernyataan salah satu musisi jazz Jakarta, Toni Brilianto, “Jazz
bukanlahhigh-level-music melainkan high-taste-music.” Jadi bukan hanya
mereka yang berasal dari kalangan atas lah yang bisa menikmati musik jazz,
melainkan mereka yang memiliki selera yang tinggi.
Sumber Google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar